Pengeritian Coring Beton – Apakah yang dimaksud dengan?
Coring beton adalah suatu pekerjaan melubangi beton bertulang atau lantai plat beton dengan menggunakan mesin Core Drill.
Pekerjaan ini biasanya digunakan untuk membuat jalur air, jalur pipa, jalur kabel, ventilasi, pondasi tiang.
Untuk berbagai kebutuhan lainnya dalam konstruksi bangunan maupun pengambilan uji sampel material.
Pada pekerjaan coring beton bertulang ini meliputi pengeboran beton bertulang, plat lantai, dinding beton, aspal, tanah, ducting AC, plumbing dan shaft.
Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk pengeboran bangunan.
Seperti, pabrik, apartemen, ruko, hotel, jembatan, jalan, dermaga dan berbagai macam bentuk bangunan lainnya.
Nah, untuk lebih memahami tentang coring beton.
Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Tujuan Core Drill Beton

Selain memiliki tujuan untuk membuat lubang, pekerjaan bor coring beton juga dapat di gunakan.
Untuk mengambil sampel beton pada suatu struktur bangunan.
Sampel yang diambil akan diuji pada laboratorium untuk mengetahui kekuatan, ketebalan juga kualitas beton tersebut yang dihasilkan.
Dengan menggunakan alat coring beton juga akan lebih praktis dan efisien.
Serta aman terhadap getaran maupun retakan yang dapat merusak struktur pada plat lantai beton.
Selain itu harga coring beton per titik juga akan bervariasi tergantung pengujian dan jumlah sampel yang akan di ambil.
Dengan demikian, tidak perlu membobok beton dengan jack hammer maupun pahat.
Karena sistem mesin coring beton ini memiliki kemampuan untuk memotong besi pada beton bertulang serta plat baja pada konstruksi bangunan.
Mesin Coring Beton
Untuk melakukan pekerjaan coring tidak dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sembarangan.
Agar mendapatkan hasil coring yang baik Anda harus menggunakan mesin coring beton atau core drill beton yang sudah terpercaya.
Paling tidak Anda harus memperhatikan tiga hal dalam memilih alat coring beton yang baik.
Yaitu perputaran mesin coring harus sempurna, memiliki getaran minimum dan mata coring beton yang kuat.
Perputaran mata core drill beton yang sempurna akan sangat berpengaruh terhadap hasil coring.
Mesin core drill yang baik akan memiliki perputaran yang kuat dan konstan dalam percepatan maupun kecepatannya.
Demikian halnya dengan mesin coring yang minim getaran yang banyak di gunakan oleh para penyedia jasa coring beton profesional.
Karena jika mesin coring bergetar hebat, hasilnya akan menjadi tidak rapi dan kualitas coring menjadi buruk.
Selain itu, mata coring sebagai ujung tombak dari mesin coring beton sebaiknya terbuat dari berlian.
Karena seperti yang kita ketahui berlian merupakan salah satu material terkuat di bumi.
Adapun sampel beton yang diambil berbentuk silinder dengan ukuran silinder beton yang diperoleh ini tergantung pada ukuran diameter mata bor coring beton.
Umumnya antara 2 inch sampai 8 inch atau mungkin dapat lebih besar dari ada itu.
Pada pekerjaan pengambilan sampel beton umumnya diameter silinder dianjurkan tidak kurang dari 3 kali ukuran maksimum agregat betonnya.
Selain itu, umur minimal beton juga sangat berpengaruh pada hasil sampel.
Karenanya pengambilan sampel core drill test sebaiknya dilakukan pada beton berumur minimal 14 hari.
Beberapa hal lainya yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel beton ini adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan Sampel Beton
Biasanya data hasil uji core drill beton, contoh beton diambil dari masing-masing bagian struktur utama.
Atau bisa juga berdasarkan hasil Non Destructive Testing (NDT) dengan concrete hammer ataupun Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPVT).
Dari satu bagian beton diambil satu titik pengambilan sampel.
Sementara itu pengambilan sampel pada bangunan yang sudah lama berdiri.
Maka biasanya kegiatan core drill beton dilakukan pada bagian-bagian elemen struktur beton yang ingin diketahui kekuatan tekannya.
Dari satu titik pengambilan contoh sampel diambil 3 titik pengeboran.
2. Pengeboran tidak Membahayakan Struktur
Jadi pekerjaan core drill beton tidak boleh di lakukan di tempat-tempat rawan yang sekiranya akan membahayakan struktur bangunan secara keseluruhan.
Misalnya dekat sambungan tulangan, momen maksimum dan tulangan utama.
Sampel uji core drill beton yang cacat biasanya disebabkan terlalu banyak rongga.
Dengan adanya serpihan/agregat kasar atau tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi juga tidak boleh digunakan.
3. Periksa Ukuran Hasil Sampel
Hal ini dikarenakan diameter benda uji untuk pengujian kuat tekan beton tidak boleh kurang dari 90 mm.
Rasio tinggi sampel (L) dengan diameter (D) juga harus lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana L = panjang dan D =diameter benda uji.
Pengeboran yang dilakukan juga harus tegak lurus dengan permukaan beton yang rata.
4. Posisi Pengeboran Sampel
Jumlah kandungan tulangan besi yang dalam benda uji beton inti harus kurang dari 2 batang.
Jika jumlah kandungan tulangan besi tersebut lebih dari 2 batang, benda uji harus dipotong dengan menggunakan gergaji beton dan gerinda.
Agar dapat memenuhi ketentuan karena jika tidak terpenuhi, benda uji tersebut tidak dapat dipergunakan untuk uji kuat tekan.
Karena sampel yang terdapat unsur material lain selain beton akan mempengaruhi hasil pengujian kuat tekanan beton yang akan di hasilkan.
Sehingga hasil yang akan didapat tidak layak sesuai peraturan standar pengujian beton.
5. Benda Uji Beton Inti
Hal yang harus diperhatikan dalam pengeboran pengambilan sampel beton lainnya adalah benda uji beton inti.
Sesudah dalam bentuk kaping harus memenuhi ketentuan 2,00 ≥ L/D ≥ 1,00 dimana tebal lapisan untuk kaping tidak boleh melebihi 10 mm.
Sedangkan lubang bekas pengeboran sendiri harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama.
Uji Kuat Tekan Beton

Pengujian kuat tekan beton sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh instansi atau lembaga yang bersertifikat.
Karena laporan dari hasil pengujian harus dapat di pertanggung jawabkan ke benaran dan keakuratan hasil pengujian.
Saat ini sudah banyak jasa coring beton yang ditawarkan lembaga milik pemerintahan maupun swasta yang dapat Anda pilih.
Mengenai harga coring beton per titik juga bervariasi tergantung tingkat kesulitan dan jumlah titik sampel yang akan di ambil.
Sesuai kebutuhan pengujian yang akan dilakukan di laboratorium.
Hasil pengujian kekuatan tekanan dari sampel tersebut biasanya disebut juga dengan pengujian “Beton Inti” (SNI 03-3403-1994).
Mesin core drill beton yang digunakan memiliki kapasitas 2000 kN sampai 3000 kN.
Pemberian beban uji harus dilakukan dengan cara perlahan-lahan hingga sampel mengalami keruntuhan.
Biasanya dengan penambahan beban uji yang konstan berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.
Jika sampel beton yang diambil dalam kondisi kering selama masa penggunaannya.
Maka sampel uji silinder beton (hasil bor inti) juga harus diuji dalam kondisi kering.
Bila sampel beton yang diambil dalam kondisi sangat basah selama masa penggunaannya.
Maka silinder harus direndam terlebih dahulu minimal 40 jam baru kemudian diuji dalam kondisi basah juga.
Jangan sampai beton diambil dalam keadaan basah lalu langsung diadakan pengujian karena hasil kuat tekan yang diperoleh akan tidak akurat.
Pengujian Core Drill Beton
- Alat core drill beton akan di letakan pada lapisan perkerasan sebuah beton atau aspal.
- Yang akan dilakukan pengujian dengan posisi datar.
- Setelah itu sediakan air dengan alat pompa.
- Kemudian air tersebut dimasukkan ke mesin coring beton dengan selang kecil pada tempat yang sudah disediakan pada alat tersebut.
- Sehingga alat tersebut tidak akan mengalami kerusakan terutama pada mata bor yang berbentuk silinder.
- Selama masa proses pengujian core drill beton.
- Jika semua sudah siap lalu dihidupkan alat tersebut dengan menggunakan tali.
- Yang dililitkan pada starter alat dan ditarik hingga hidup.
- Kemudian alat tersebut akan memutar mata bor yang akan diturunkan secara perlahan pada titik yang sudah ditentukan sebelumnya.
- Hingga kedalaman tertentu, kemudian setelah masuk pada kedalaman yang sudah ditentukan.
- Maka alat dimatikan dan mata bor dinaikkan keatas untuk mengambil sampel.
- Lalu hasil dari pengeboran yang sudah dilakukan diambil dengan menggunakan penjapit yang sudah tersedia.
- Setelah itu dilakukan pengukuran tebal dan dimensi benda uji.
- Serta diamati sampel tersebut apakah konstruksi tersebut sudah layak untuk digunakan atau tidak.
Dalam melakukan pengujian atau core drill beton perlu diperhatikan kontinuitas dari pemakaian air.
Karena jika ada keterlambatan dari pemberian air pada ujung mata bor maka akan menyebabkan terjadinya kerusakan alat coring beton.
Demikian pembahasan mengenai pengertian coring beton dan cara pengujian core drill beton yang dapat kami sampaikan.
Semoga pembahasan ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda.