Pengertian Batching Plant dan Jenis Batching Plant Terbaik

Batching Plant – Industri konstruksi dan penyediaan material bangunan terus mengalami kemajuan dengan pesat.

Salah satu di antara sekian banyak istilah yang mungkin pernah Anda dengar dalam dunia konstruksi adalah batching plant.

Apa itu batching plant dan apa saja kegunaannya?

Batching plant adalah sebuah tempat yang dilengkapi dengan peralatan khusus.

Untuk membuat concrete mixing plant atau campuran beton siap pakai pada lokasi pengecoran dengan menggunakan ready mix dan concrete pump.

Salah satu lokasi yang terkenal adalah tempat produksi ready mix merah putih yang berada di kawasan Cempaka Putih.

Lokasinya tempat pembuatan beton ready mix ini biasanya jauh dari pemukiman penduduk.

Selain didefinisikan sebagai lokasi pembuatan beton campur siap pakai.

Tempat produksi ready mix juga bisa diartikan sebagai sekumpulan peralatan yang dipakai untuk mengaduk dan mencampurkan berbagai bahan mentah.

Tujuannya untuk membuat campuran beton siap pakai. Mixer beton portable adalah salah satu alat yang dipakai dalam proses pembuatan campuran beton.

Untuk membuat campuran beton siap pakai dibutuhkan campuran dari berbagai material mentah.

Seperti semen, agregat kasar, agregat halus, zat aditif dan bahan kimia lainnya.

Karena prosesnya produksi yang berbeda dengan pabrik pengolahan pada umumnya, peralatan yang dibutuhkan juga lebih canggih.

Dengan proses produksi yang perlu pengawasan dari tenaga profesional.

Komponen Batching Plant

batching plant
batching plant

Untuk bisa menghasilkan produk beton yang bagus dengan kualitas yang terjaga, tempat produksi ready mix memerlukan tenaga teknik yang berpengalaman.

Selain itu, dibutuhkan juga perlengkapan konstruksi khusus yang cukup canggih.

Adapun komponen tempat produksi ready mix yang perlu Anda ketahui adalah:

  1. Mixers untuk mencampurkan material
  2. Area kontrol batch plant
  3. Conveyor belt
  4. Radial stacker
  5. Agregat bins (bucket raw material)
  6. Chiller/pendingin
  7. Cement silo
  8. Dust collector
  9. Heather

Mixer sendiri merupakan bagian utama dalam proses produksi beton campur dalam jumlah banyak.

Ada beberapa jenis mixer yang biasa dipakai yakni mixer poros tunggal, mixer poros ganda dan tilt drum mixer.

Adanya komponen-komponen ini menjamin proses produksi beton concrete dan produk lainnya bisa dilakukan dengan cepat.

Dalam skala besar dengan kualitas produksi terbaik.

Jenis Batching Plant

Jenis tempat produksi ready mix beton modern bekerja dengan menggunakan assist control atau kontrol bantuan lewat komputer.

Adanya teknologi ini memungkinkan proses pengukuran jumlah air, agregat dan bahan lain bisa dilakukan secara presisi.

Hal ini penting demi memastikan kualitas produk akhirnya.

Sistem yang paling umum adalah penggunaan timbangan digital dan analisis kadar uap air saat masuk ke dalam batch agregat.

Karena dilakukan secara otomatis, hasilnya juga akan lebih akurat. Untuk lebih memahami mengenai tentang concrete batching plant.

Simak jenis-jenis tempat produksi ready mix berikut ini!

1. Batching Plant Mobile

batching plant mobile
batching plant mobile

Terdapat berbagai jenis batching plant yang dipakai dalam industri pembuatan beton campuran siap pakai.

Ada yang stasioner, portable dan ada juga yang mobile.

Tapi setiap jenis memiliki tingkat kesulitan dalam pemasangan dan pembongkaran yang berbeda-beda.

Jenis mobile biasanya langsung dipasang di lokasi konstruksi karena cenderung mudah dipasang dan dibongkar.

Selain itu adanya tempat produksi ready mix mobile ini akan mengurangi waktu produksi dan menekan biaya transportasi.

Dibanding harus memesan langsung dari pabriknya yang membutuhkan waktu tempuh yang cukup jauh.

Dikenal juga dengan nama lain pabrik beton portabel.

Banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk membuat produk beton campur di proyek dengan lokasi yang sifatnya sementara.

Biasanya pada lokasi-lokasi ini hanya terdapat 1 unit saja yang terdiri dari cement silo, aggregate and cement batcher, conveyor dan agregat bins.

2. Dry Mix Plant

dry mix plant
dry mix plant

Dikenal juga dengan nama lain transit mix plants, fungsi batching plant ini adalah untuk melakukan penimbangan.

berbagai material termasuk pasir dan kerikil menggunakan pengukuran manual maupun digital.

Setelah diukur, material kemudian dipindahkan ke truk molen atau mixer truk lewat saluran conveyor belt khusus.

Untuk proses pencampuran, air diukur berdasarkan volume kemudian ikut dimasukkan ke dalam truk molen.

Dengan menggunakan putaran minimal 70 sampai 100 kali, seluruh material dicampurkan dalam perjalanan ke lokasi pembangunan atau konstruksi.

3. Wet Mix Plants

wet mix plants
wet mix plants

Dengan menggunakan wet mix plants, bahan-bahan yang dicampurkan dalam dry mix plants menggunakan mixer pan .

Sampai mencapai slump kemudian dipindahkan ke mixer truck.

Produk akhir wet mix ini bisa berupa rigid atau beton slump rendah yang dapat dibawa ke lokasi konstruksi dengan menggunakan kendaraan bak terbuka.

Lalu, apa yang membedakan wet mix dengan dry mix? Secara umum perbedaannya hanya terdapat pada sistem pengadukan.

Jika dalam wet mix plants pengadukan dilakukan pakai pan mixer yang setelah selesai kemudian diantar.

Namun pada dry mix, pengadukan dilakukan di jalan dengan menggunakan truk molen.

Wet mix memiliki kemampuan mengaduk yang konsisten karena dilakukan di tempat biasanya hanya memerlukan waktu 5 menit saja.

Sementara itu dry mix kadang tidak sesuai dengan standar.

Karena bisa ada gangguan lalu lintas di jalan dan lain sebagainya yang dapat menghambat dalam perjalanan menuju lokasi pengecoran.

Proses mencampurkan material di tempat sentral dengan kontrol kualitas yang baik menjamin produk akhir yang dihasilkan sesuai standar.

Dalam beberapa situasi, Anda bisa menggabungkan wet mix dan dry mix secara bersamaan.

Tujuannya adalah untuk mempercepat produksi karena adanya masalah waktu atau jangkauan tempat yang terlalu jauh.

Produksi Batching Plant

Untuk membuat beton ready mix, ada beberapa proses yang harus dilewati. Pertama adalah penyimpanan bahan.

Bahan ini disimpan sesuai dengan jenisnya. Untuk agregat diletakkan di bin agregat.

Sementara semen curah diletakkan dalam silo semen yang sudah ditutup. Sementara itu air sebagai campuran diisikan ke dalam tangki.

Selanjutnya dengan menggunakan mixer, semua bahan dicampurkan.

Agregat berdasarkan ukurannya hantarkan menggunakan belt conveyor ke timbangan.

Setelah diukur sesuai dengan keperluan satu kali pengadukan, agregat lalu di tuang ke dalam mixer.

Mixer terlebih dahulu harus diberi air sebagian dan mesin dalam keadaan hidup.

Selanjutnya, keluarkan semen dari silo dan sudah ditimbang untuk satu kali proses pengadukan.

Tambahkan ke dalam mixer yang sudah diisi agregat dan sedikit air. Langkah selanjutnya masukkan sisa air yang diperlukan ke dalam campuran.

Biasanya butuh waktu 1 menit per adukan mixer berkapasitas beban penuh.

Setelah selesai, hasil akhirnya akan berupa campuran beton lalu dipindahkan ke agitator truk untuk dibawa ke lokasi selanjutnya.

Dalam perjalanan biasanya akan disertakan air cadangan yang akan ditambahkan secara berkala.

Agar tingkat slump pada campuran beton tidak mengalami penurunan.

Biaya pembuatan tempat produksi ready mix berbeda-beda tergantung jenis dan ukurannya.

Harga tempat produksi ready mix baru di kutip dari salah satu distributor alat berat berkisar antara Rp. 1,5 miliar hingga Rp. 3,5 miliar lebih.

Harga batching plant mini atau tempat produksi ready mix skala kecil tentu lebih murah.

Bagi Anda yang tidak ingin membeli karena keterbatasan dana atau karena penggunaan sementara.

Anda bisa menyewa batching plant dengan sistem per bulan atau per proyek.

Harga sewa di salah satu situs penyewaan tergantung dari negosiasi yang Anda lakukan dan lama tingkat produksi yang akan di hasilkan.

Demikianlah informasi lengkap seputar pengertian batching plant dan jenis-jenisnya yang dapat kami bagikan mungkin perlu Anda ketahui.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda!

Tinggalkan komentar